PERAN KOMUNIKASI DAN INFOMASI DALAM KOPERASI PERTANIAN

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah yang berjudul “Peran Komunikasi Dan Infomasi Dalam Koperasi Pertanian”.

Makalah ini merupakan hasil studi literatur yang disusun untuk memenuhi mata kuliah Teknologi informasi dan komunikasi penyuluhan pertanian.

Kembali penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu dalam pelaksanaan dan penyusunan makalah ini. Demikian penyusunan Karya Makalah ini, kiranya dapat memberi manfaat bagi pembaca maupun penulis.

     Medan, Maret  2019

           Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar……………………………………………………… i

Daftar Isi ………………………………………………………………. ii

I.  PENDAHULUAN………………………………………………….. 1

  1. Latar belakang……………………………………………………….. 1
  2. Tujuan…………………………………………………………………….. 2
  3. Manfaat………………………………………………………………….. 2

II.  TINJAUAN PUSTAKA…………………………………………. 3

III. HASIL DAN PEMBAHASAN…………………………………. 5

  1. Paradigma……………………………………………………………… 5
  2. Komunikasi Pembangunan……………………………………. 6
  3. Membangun Koperasi Pertanian…………………………… 8

IV. KESIMPULAN…………….. ……………………………………. 10

DAFTAR PUSTAKA……………………… ………………………… 11

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembangunan pertanian modern adalah suatu rangkaian panjang dari perubahan atau peningkatan kapasitas, kualitas, profesionalitas dan produktivitas tenaga kerja pertanian, disertai dengan penataan dan pengembangan lingkungan fisik dan sosialnya, sebagai manifestasi dari akumulasi dan aplikasi kemajuan teknologi dan kekayaan material serta organisasi dan manajemen.

Ada sepuluh faktor penentu dalam modernisasi pertanian yang meliputi lima syarat pokok dan lima syarat pelancar. Kelima syarat pokok tersebut meliputi :

(1) adanya pasar untuk hasil-hasil usaha tani,

(2) teknologi yang senantiasa berkembang,

(3) tersedianya bahan-bahan dan alat-alat produksi secara lokal,

(4) adanya perangsang produksi bagi petani,

(5) tersedianya pengangkutan yang lancar dan berkelanjutan.

Adapun syarat pelancar pembangunan pertanian meliputi :

(1) pendidikan pembangunan,

(2) kredit produksi,

(3) kegiatan gotong royong petani,

(4) perbaikan dan perluasan tanah pertanian,

(5) perencanaan nasional pembangunan pertanian. Pembangunan pertanian modern merupakan langkah strategis mewujudkan pembangunan pertanian berkelanjutan sebagai paradigma baru, sehingga dapat meningkatkan daya beli masyarakat perdesaan yang akan menjadi pendorong pertumbuhan sektor non pertanian.

Modernisasi pertanian di masa depan sangat tergantung kepada manfaat optimal dari teknologi yang diperoleh oleh petani dan tidak merusak lingkungan. Teknologi pertanian harus mampu menyesuaikan diri dengan perkembangan global yakni berdaya saing dan ramah lingkungan. Akses petani dalam memperoleh informasi dari berbagai sumber telah terbuka luas sehingga dalam waktu singkat akan menjadi bagian dari masyarakat informasi untuk memanfaatkannya bagi percepatan moderniasi pertanian.

Dalam hal ini peran komunikasi pembangunan dua arah di pedesaan menjadi penting agar petani dapat memperoleh informasi dan menentukan teknologi pertanian yang tepat untuk digunakan petani dan manajemen usaha tani yang semakin maju. Sistem agribisnis dan agroindustri merupakan pendekatan pengembangan usaha tani modern dengan memperhatikan aspek lingkungan hidup, nilai tambah dan daya saing petani.

B. Tujuan

1. Mengetahui peran koperasi dibidang pertanian.

2. Dapat memanfaatkan peranan penting komunikasi dan informasi bagi petani mengenai kopersi.

3. Pemanfaatan sistem komunikasi dan informasi untuk pembangunan koperasi.

C. Manfaat

1. Petani dapat memanfaatkan koperasi sebagai permodalan untuk usaha tani.

2. Mendapatkan informasi mengenai koperasi bagi petani.

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam pembangunan perekonomian nasional, pembangunan di sektor pertanian mendapat prioritas utama. Menurut konstitusi dasar (pasal 33 UUD 45), pembangunan ekonomi berdasarkan demokrasi ekonomi diartikan sebagai pembangunan ekonomi dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat. Dengan demikian maka kekuatan rakyat dan potensi sumber daya di setiap daerah menjadi tulang punggung perekonomian nasional ke depan.

Pembangunan pertanian modern secara efisien dan efektif dengan pendekatan agribisnis dan kelestarian lingkungan hidup berbasis pada prinsip-prinsip ekonomi kerakyatan merupakan alternatif pilihan untuk percepatan kesejahteraan petani. Penataan dan pengembangan model Koperasi Unit Desa (KUD) sebagai salah satu pilar kekuatan ekonomi masyarakat perlu didorong agar dapat melakukan kerjasama sinergi dengan pilar kakuatan lainnya yakni Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dan Badan Usaha Milik Swasta (BUMS). Soekartawi (2005) menyatakan bahwa untuk mendorong percepatan modernisasi pertanian yang berkelanjutan dengan penerapan teknologi tepat guna dan mendorong meningkatnya daya saing dan kesejahteraan petani diperlukan dukungan komunikasi pembangunan pertanian yang efektif. Komunikasi pertanian mengandung beberapa aspek penting berkaitan dengan proses pengambilan keputusan antara lain: motivasi dalam pemecahan masalah, bagaimana menyelesaikan setiap masalah untuk mencapai tujuan, apakah ada kesempatan untuk mencapai tujuan itu, dimana dan kapan waktu yang tepat untuk mencapai tujuan tersebut dan perubahan situasi lingkungan.

Pandangan bahwa kemampuan rakyat untuk mengembangkan koperasi sangat rendah sehingga dijadikan alasan untuk mengintervensi dari atas adalah sangat keliru. Secara historis maupun faktual, cukup banyak bukti bahwa rakyat sangat kreatif, inovatif dalam mengembangkan perekonomiannya. Kelembagaan lokal seperti kelembagaan gotong royong, kelembagaan lumbung desa, kelembagaan nagari, kelembagaan Subak , kelembagaan bagi hasil dan lain-lain, merupakan budaya bangsa yang bila dimodernisasi dapat dijadikan dasar-dasar ekonomi perkoperasian.

Bila rakyat petani diberi kesempatan dan ada insentif ekonomi, mereka akan mampu mengembangkan organisasi ekonomi yang mereka perlukan seperti koperasi. Tugas pemerintah melalui kebijakan ekonomi adalah menciptakan iklim ekonomi yang kondusif bagi berkembangnya kreativitas masyarakat dan memandu dalam pengembangan koperasi sehingga berkembang menjadi pelaku utama perekonomian nasional. Arah pengembangan koperasi yang perlu difasilitasi dan dipandu kebijakan ekonomi.

III. PEMBAHASAN

A. Paradigma

Pendekatan dan strategi yang dikembangkan dalam model pertanian berkelanjutan ini dilakukan dengan cara mendorong tumbuhnya sumber-sumber pendapatan keluarga petani di pedesaan dengan pendekatan agribisnis dan agroindustri.. Strategi agribisnis yang telah dikembangkan mencakup dua aspek yakni kegiatan pada on farm (di lahan pertanian) dan kegiatan pada off farm (di luar lahan pertanian). Model on farm yang dikembangkan tidak harus kembali pada model tradisional yang sudah ada sejak dulu, namun perlu disesuaikan dengan situasi lingkungan yang sudah berubah, juga kebutuhan (pangan dan ekonomi) yang semakin besar. Prinsip pengelolaan pertanian berkelanjutan adalah multikultur, menghargai keanekaragaman hayati, menghargai kearifan lokal, memanfaatkan bahan-bahan lokal, tidak bergantung bahan luar, tidak mengekploitasi alam serta sesuai budaya dan pilihan serta kemampuan petani. Prinsip-prinsip tersebut menumbuhkan beragam model pertanian berkelanjutan di berbagai belahan dunia. Petani kecil yang seringkali mempunyai keterbatasan dalam mengakses sarana dan prasarana produksi pertanian, melalui pertanian lestari mempunyai peluang yang luas dalam membangun usaha pertaniannya. Kepercayaan petani kembali tumbuh karena bisa membuat keputusan sendiri terhadap usaha taninya serta mampu membuat benih pupuk dan pestisida sendiri, mempunyai organisasi serta jaringan antar petani. Gerakan pertanian berkelanjutan yang terjadi di hampir setiap negara, terutama negara-negara Amerika, Eropa dan Asia selama 10 tahun terakhir ini menunjukkan perubahan-perubahan yang menarik.

Dengan kondisi petani saat ini yang masih serba lemah, baik penguasaan lahan, modal maupun teknologi maka diperlukan multi approach yakni pendekatan modernisasi, kemandirian dan partisipatif. Untuk maksud tersebut peran koperasi pertanian yang semakin profesional merupakan kebutuhan petani sehingga mempunyai daya saing dan kemampuan meningkatkan nilai tambah bagi petani. Untuk percepatan pembangunan koperasi pertanian perlu dilakukan penataan KUD yang sudah ada agar semakin profesional dngan kinerja dan kapasitas yang semakin meningkat dengan pemanfaatan informasi yang tersedia secara optimal. Dengan demikian peran komunikasi pembangunan pertanian dan komunikasi organisasi koperasi dengan pola dua arah dengan pendekatan sistem agribisnis dan agroindustri, pertanian berkelanjutan, komoditas unggulan, teknologi tepat guna, daya saing serta kesejahteraan anggota semakin penting.

B. Komunikasi Pembangunan

Konsep pembangunan pertanian semakin berkembang menuju pertanian modern seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) dalam bidang teknologi dan manajemen pertanian yang didukung oleh perkembangan teknologi komunikasi yang sangat cepat. Sejarah perekonomian dunia telah menunjukkan bahwa peran pertanian semakin penting untuk meningkatkan kesejahteraan dan ketahanan nasionalnya. Upaya pemberdayaan petani dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuannya agar mempunyai kemandirian dan dan daya saing dengan posisi tawar yang seimbang melalui sistem kemitraan usaha. Perkembangan globalisasi perdagangan yang cepat memberi dampak terhadap peran komunikasi dalam pembangunan pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas produksi yang berdaya saing dan mampu meningkatkan kesejahteraan petani.

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan dan erjadi saling pengertian, pemahaman yang sama terhadap pesan yang disampaikan. Efek komunikasi adalah perubahan pada perilaku individu dan dapat berdampak pada lingkungan individu. Menurut Rakhmat (2007) mengemukakan bahwa efek komunikasi adalah adanya perubahan yang terjadi pada diri khalayak yakni perubahan kognitif, afektif dan behavioral. Bila komunikasi terus menerus berlangsung akan terjadi interaksi yaitu saling mempengaruhi antara individu yang satu dengan yang lain. Secara umum komunikasi mempunyai fungsi untuk menyampaikan suatu informasi dalam sistem sosial terkait dengan pendidikan, hiburan dan mempengaruhi perilaku.

Pada awalnya komunikasi pada umumnya dianggap sebagai suatu fungsi linear, di mana seseorang mengkomunikasikan pesan-pesannya melalui sebuah saluran kepada seorang penerima yang kemudian memberikan umpan balik kepada pengirim tersebut. Model komunikasi seperti ini dikenal sebagai teori peluru atau jarum suntik. Dalam mosel ini komunikator menggunakan media massa untuk menembaki atau menyuntik khalayak dengan pesan-pesan persuasive yang tidak dapat mereka tahan. Proses seperti ini dinamakan proses satu arah yakni dari komunikator kepada komunikan dan pada umumnya dilakukan oleh pemerintah kepada masyarakat secara hierarkhis ke bawah. Model komunikasi satu arah dikembangkan oleh Negaranegara dunia ketiga yang menggunakan teori modernisasi dalam melaksanakan pembangunannya. Komunikasi telah berperan untuk membantu mempercepat proses peralihan masyarakat tradisional menjadi masyarakat modern, khususnya peralihan dari kebiasaan-kebiasaan yang menghambat pembangunan kea rah sikap baru yang tangap terhadap pembaharuan. Arus komunikasi satu arah dari badan-badan pembangunan pemerintah kepada masyarakat sangat mencolok.

Media massa dapat secara cepat manjangkau khalayak luas dengan pesan-pesan yang informatif mengenai berbagai hal tentang pembangunan (Muhammad, 2004). Dalam komunikasi akan terjadi suatu proses yang memungkinkan komponen-komponen suatu sistem sosial memperoleh dan bertukar informasi yang dibutuhkan dengan pihak lain. Sistem sosial tersebut memerlukan informasi untuk menyesuaikan diri dan menjaga keseimbangan dengan lingkungannya untuk berubah setiap saat. Penyesuaian diri sistem sosial tersebut dengan lingkungannya akan mengalami perubahan dan perubahan-perubahan tersebut dapat diartikan sebagai pembangunan.

C. Membangun Koprasi Pertanian

Untuk penguatan ekonomi secara riil, juga perlu didukung syarat kecukupan dengan pemahaman yang utuh terhadap kondisi perkoperasian Indonesia, yaitu :

1). Pengembalian koperasi sesuai pada prinsip-prinsipnya, sehingga demokratisasi pembangunan koperasi merupakan strategi pertama pengembangan koperasi itu sendiri, sekaligus sebagai strategi pemberdayaan usaha kecil,

2). Koperasi perlu lebih ditampilkan untuk tidak sebagai sekedar badan usaha, tetapi sebagai organisasi masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk gerakan koperasi yang berkembang,

3). Perlu langkah-langkah strategis untuk mengatasi berbagai kelemahan internal koperasi (Anon;1997).

Strategi dasar tersebut kemudian diwujudkan dalam berbagai langkah strategis, yaitu:

1). Pendekatan pengembangan kelembagaan secara partisipatif, sebagai faktor kunci adalah proses pendidikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi,

2). Dilakukan pengembangan koperasi untuk memenuhi satu kepentingan, yaitu kepentingan anggota,

3). Mengembangkan kejelasan aspek keanggotaan, terutama dilihat dari perbedaan manfaat yang dirasakan oleh anggota dan non anggota,

4). Diperlukan kerangka pengembangan yang memberikan apresiasi terhadap keragaman lokal yang disertai oleh berbagai dukungan tidak langsung tetapi jelas memiliki semangat kepemihakan pada koperasi dan ekonomi masyarakat (Tatuh;1995).

Sebagai langkah operasional diperlukan suatu aksi segera dengan memanfaatkan benih-benih yang sudah ada dan mengembangkan secara luas. Pengembangan jaringan komunikasi dan kerjasama diantara koperasi dan berbagai pihak yang berkepentingan dan peduli dengan pengembangan koperasi menjadi hal yang dibutuhkan pada masa yang akan datang. Dalam hal ini, pengembangan kerja sama koperasi pertanian (dengan KUD sebagai embrionya) dan koperasi perkreditan merupakan langkah awal yang sangat strategis dalam pengembangan bersama (Tatuh,1996).

Reformasi dalam pembangunan ekonomi semakin mengarah pada pemberdayaan rakyat yang dilandaskan pada prinsip kedaulatan, kemartabatan dan kemandirian. Reformasi dalam pembangunan koperasi diarahkan untuk meningkatkan pendapatan riil anggota koperasi semaksimal mungkin secara simultan dan interaktif. Peningkatan peran koperasi di sektor pertanian merupakan prioritas utama dalam pembangunan koperasi, sebab bagian terbesar dari anggota koperasi berusaha di sektor pertanian dan juga disektor-sektor pendukungnya, baik industri, perdagangan, transportasi dan jasa lainnya. (Djohan & Krisnamurthi;2000).

            Munculnya lembaga pembiayaan usaha tani dan pemasaran yang dapat diakses kelompok tani dan petani merupakan pendorong kelompok tani untuk melanjutkan usaha tani yang telah dikelola menggunakan teknologi yang telah diadopsi. Peningkatan kelembagaan permodalan sangat diperlukan, karena permodalan merupakan aspek yang paling lemah dan belum dapat akses secara merata oleh petani. Dukungan modal dan akses terhadap informasi teknologi besar pengaruhnya dalam meningkatkan kinerja kelompok.

Kemudahan mengakses permodalan mendorong petani untuk menggunakan teknologi yang umumnya perlu investasi atau padat modal. Inovasi teknologi pada umumnya bertujuan memperbaiki kualitas dan produktivitas serta pada gilirannya akan memperkuat lembaga kelompok tani dari sisi ekonomi.

IV. KESIMPULAN

Koperasi pertanian merupakan koperasi yang terbanyak di Indonesia, namun sumbangan terhadap pendapatan nasional adalah yang paling rendah. Dalam kenyataannya koperasi pertanian (Koperasi Unit Desa) justru dibentuk dari atas (Pemerintah/Pengusaha) dan tidak berpihak pada masyarakat. Koperasi pertanian kehilangan jati dirinya karena adanya dampak globalisasi yang terus berkelanjutan. Dalam kondisi yang demikian, perlu adanya kebijakan makro yang kondusif bagi pengembangan koperasi pertanian di Indonesia, adanya pemahaman yang utuh terhadap kondisi perkoperasian di Indonesia, perlu adanya langkah-langkah strategis memperbaiki kondisi internal koperasi, dan perlu adanya jaringan komunikasi serta kerja sama dengan pihak-pihak terkait.

Pengembangan koperasi pertanian merupakan langkah panjang yang membutuhkan proses penyadaran dan pembelajaran yang terus menerus. Dari semua usaha yang perlu dilakukan dalam mengembangkan koperasi berbasis pada anggota, kesadaran anggota dan masyarakat akan menjadi faktor paling menentukan. Oleh sebab itu pendidikan koperasi dalam kerangka pendidikan masyarakat tentang demokrasi, keterbukaan, kebersamaan dan penghormatan terhadap perbedaan merupakan fondasi yang menjadi prasyarat keberadaan koperasi.

DAFTAR PUSTAKA

Anon,1985, Pengetahuan Perkoperasian. Buku Pelajaran Koperasi Tingkat Lanjutan, Departemen Koperasi.

Djohan,D & Krisnamurthi,B;2000, Membangun Koperasi Pertanian Berbasis Anggota, LSP2I bekerja sama dengan INKOPDIT dan YAPPIKA, Jakarta.

Tatuh, Jen, 1997. Menggalang Sinergi Agribisnis: Suatu Tinjauan Institusional. Makalah disajikan dalam semiloka “Pembangunan Agroindustri” oleh PERHEPI Sulawesi Utara, 24-25 Pebruari 1997.

Jurnal 1

Jurnal 2

Jurnal 3

Tinggalkan komentar

Rancang situs seperti ini dengan WordPress.com
Mulai